Pada 2012, diprediksi akan terjadi empat gerhana. Menurut data Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada dua gerhana matahari
dan dua gerhana bulan. Gerhana matahari berupa Gerhana Matahari Cincin
yang terjadi pada 21 Mei 2012 lalu. Gerhana Matahari Total akan
berlangsung pada 14 November 2012.
Hari ini, Senin 4 Juni 2012, Gerhana Bulan Sebagian akan tampak di
langit Indonesia. Sedangkan gerhana Bulan Penumbra akan tiba pada 28
November 2012.
Durasi gerhana dari fase Gerhana Penumbra sejak
mulai hingga akhir berjalan selama 4 jam 33,4 menit. Sedangkan fase
Gerhana Sebagian durasinya sejak dimulai sampai akhir sekitar 2 jam 7,7
menit.
Pada saat puncak gerhana, persentase piringan bulan yang tertutup
bayangan umbra bumi mencapai 37,05 persen. Piringan yang tertutupi ini
merupakan bagian yang mengarah ke Selatan pada arah mata angin pengamat.
Setiap gerhana dapat diprediksi. Ini terkait siklus gerhana
yang disebut seri Saros. Gerhana malam ini merupakan anggota ke-24 dari
seri Saros 128 yang memiliki jumlah anggota 77 gerhana bulan.
Gerhana
sebelumnya terjadi pada 25 Mei 1994. Gerhana seruppa akan terjadi lagi
pada 15 Juni 2030. Indonesia dapat menyaksikan peristiwa ini. Semakin ke
arah Timur Indonesia, keseluruhan fase gerhana akan dimungkinkan untuk
teramati.
Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa
dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menjelaskan gerhana
ini memiliki kaitan dengan gerhana matahari sebelumnya pada 21 Mei
2012.
Biasanya setelah Supermoon, selang dua pekan kemudian
datang gerhana matahari cincin. Saat ini, kata dia, purnama masih dekat
dengan bumi. Penampakan purnama yang tertutup bayangan akan terlihat
besar. "Bisa dibilang ini 'gerhana supermoon'," ujar Thomas.
Menurut National Geographic,
bulan akan berada pada lokasi terdekat dalam orbit berbentuk telur,
perigee. Inilah yang membuat Gerhana Supermoon. Gerhana bulan terjadi
ketika purnama, bumi, dan matahari hampir sejajar sehingga bulan
melintas melalui bayangan bumi.
"Ini sangat keren untuk dilihat.
Ini memberikan efek 3D di angkasa yang tidak biasa kita dapatkan," ujar
pakar astronomi Planetarium Adler Chicago, Amerika Serikat, Mark
Hammergren.
Supermoon yang terjadi pada awal Mei memperlihatkan
purnama lebih besar 16 persen dan lebih terang 30 persen dibanding
purnama lain selama setahun. Purnama saat gerhana akan lebih besar pada
Senin ini.
"Purnama akan tampak 5 persen lebih besar dari rata-rata, terlihat sedikit lebih besar dari biasanya," imbuhnya.
Pemandangan malam ini dinilai Hammergren tergolong langka. "Jika
Anda membatasi label 'perigee' hanya satu hari dari perigee
sesungguhnya, maka gerhana semacam ini hanya akan terjadi setiap 10
hingga 12 tahun," ujar Hammergren.
*Sumber : VIVANews.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar